Persiapan Pendirian Sebuah Warnet (1)
Selain disampaikan lewat komentar di beberapa artikel di blog ini, beberapa pertanyaan tentang cara menyiapkan sebuah Warnet sampai di kotak surat elektronik saya. Perlu saya tegaskan di sini bahwa saya bukan pengusaha Warnet, belum pernah bekerja di/untuk Warnet, dan tulisan saya tentang Warnet lebih berdasarkan pada kabar yang saya terima dari media massa atau mailing list. Tambahan lainnya: jika sedang di luar kantor dan ada waktu luang, saya kerap menyempatkan mengunjungi Warnet terdekat. Ongkos yang saya keluarkan untuk akses Internet lewat Warnet terasa lebih bermanfaat dibanding dibelanjakan untuk “hiburan” lain. Alhasil, pada saat menjenguk ibu dan kerabat di sebuah kecamatan di Jember, Jawa Timur, saya perlukan mendatangi ibukota kabupaten untuk mencari Warnet karena belum ada investor yang mendirikan Warnet di kampung kami.
Apa saja yang perlu disiapkan untuk mendirikan sebuah Warnet? Untuk sampai benar-benar layak dan siap beroperasi, tentu perlu konsultasi serius dengan mereka yang berpengalaman (atau, barangkali sudah ada profesi “konsultan Warnet”?). Di tulisan ini hanya beberapa pertimbangan yang saya amati di lapangan dan dengar dari salah satu teman pengelola Warnet.
Pemilihan lokasi
Sebagian pihak menyebut bahwa berlokasi dekat dengan kegiatan mahasiswa menguntungkan bagi Warnet. Contoh: di Simpang Dago, Bandung, yang tidak jauh dari kampus ITB, ada sebuah Warnet besar yang juga punya cabang di Jatinangor, lingkungan kampus ramai di daerah Bandung Timur. Begitu pula di seputar Jalan Tamansari, Bandung, yang dekat dengan kampus Unisba dan Unpas. Demikian halnya Warnet yang konon terbesar di Kota Jember berada di daerah Tegalboto, kawasan kampus Universitas Negeri Jember.
Kendati demikian, pengakuan berbeda dari teman yang saya sebut sebagai pengelola Warnet di atas: lokasi Warnetnya justru bukan di lingkungan mahasiswa namun salah satu keuntungan menurutnya, “Tidak ada musim sepi karena liburan.” Sepengetahuan saya memang ada beberapa kampus yang menjadi sepi pada saat liburan karena ditinggal banyak mahasiswa pulang kampung atau berlibur. Namun ada pengecualian: kampus yang memiliki banyak mahasiswa dari kota yang jauh relatif tidak menjadi sepi terlalu drastis pada masa liburan — faktor ongkos pulang kampung.
Alternatif pengunjung lain adalah kelompok pekerja. Sudah mulai ada orang-orang yang mendatangi Warnet untuk bekerja secara remote. Saya baru mencoba cara seperti ini untuk pekerjaan pribadi, mengurus situs Web. Salah satu tulisan di situs ini saya ketik di sebuah Warnet di Jember (menggunakan Notepad di Windows XP, duh!). Pun waktu harus mengunjungi Medan selama tiga hari, saya pilih Warnet yang dekat dengan hotel untuk tetap bersentuhan dengan “jejaring sosial” dunia maya yang merupakan bagian dari pekerjaan pribadi.
Jumlah komputer
Investasi komputer dalam jumlah banyak adalah faktor penting berikutnya. Selain tingkat utilisasi pemakaian koneksi Internet lebih tinggi, jumlah komputer yang memadai akan menghindarkan pengunjung dari menunggu terlalu lama atau meninggalkan Warnet. Saya pernah mengunjungi Warnet dengan tiga ruangan penuh pengunjung: satu untuk akses Internet, satu penuh dengan maniak pemain online game, dan satu lagi gabungan antara permainan online dan pengetikan skripsi. Pada saat saya pergi dari lokasi, pukul tiga lebih dini hari, ketiga ruangan tersebut masih terang-benderang dan pengunjung asyik melototi komputer sebagian dengan telinga tertutup headphone.
Konsekuensi jumlah komputer ini diikuti oleh investasi yang lebih besar untuk ongkos koneksi Internet. Salah satu Warnet besar di Bandung adalah pelanggan peringkat atas di PJI dan berbeda dengan Warnet kecil yang menjual ulang koneksi Internet ke “tetangga sekitarnya”, Warnet besar ini menyedot habis lebar pita koneksi.
Jumlah sekitar 20 buah komputer memadai untuk Warnet yang datang dengan modal memadai, sedangkan jika memang hoki, berawal dengan 40 buah komputer pun pengunjung antri!
Saya pilih dua poin di atas terlebih dulu agar artikel ini tidak terlalu panjang. Pertimbangan berikutnya akan saya tulis pada entri mendatang. Koreksi dan tambahan sila dikemukakan lewat komentar entri ini. Sumber lain yang sering membahas seputar bisnis Warnet secara praktis adalah mailing list Asosiasi Warnet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar