a. | Mengapa memutuskan untuk bisnis warnet? | | Saya sebenarnya bukan pebisnis murni, karena saya adalah pegawai negeri. Bisnis yang saya pilih setidaknya memenuhi beberapa kriteria, diantaranya: | 1. | Mendukung kegiatan atau pekerjaan utama. Di dunia pendidikan (kampus, tempat pekerjaan saya yang utama), fasilitas internet sangat dibutuhkan terutama dalam hal informasi dan komunikasi baik di bidang pengajaran maupun penelitian. Dengan adanya warnet milik sendiri, biaya informasi dan komunikasi bisa diminimalisasi. | 2. | Tidak memerlukan waktu, tenaga, pikiran, dan biaya yang tinggi dalam merealisasikan dan memanajemen. Dengan membuat sistem yang baik, kita dapat memanfaatkan karyawan dalam operasional sehingga tidak mengganggu pekerjaan utama. | 3. | Dapat memberikan keuntungan secara finansial. Seperti yang disampaikan pada pengantar pendahuluan tadi, sampai saat ini kebutuhan internet baik di kalangan pebisnis, dunia pendidikan, dan masyarakat umum terus meningkat. Sementara kemampuan penyediaan internet sendiri masih rendah, baik disebabkan karena faktor ekonomi ataupun efesiensi. Dengan demikian, bisnis ini mempunyai prospek secara finansial bila dikelola dengan profesional. | 4. | Dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan terutama di bidang ekonomi dan pendidikan. Saat ini terutama pebisnis dan mahasiswa sangat membutuhkan kehadiran warnet untuk membantu kelancaran kegiatan mereka. Saya kurang berminat untuk membuka game on line karena menurut pendapat saya tidak baik untuk siswa dan mahasiswa, walaupun dari segi finansial sangat menguntungkan. | | | | b. | Kapan awal gagasan ini ada? Sebagai tenaga edukatif, kebutuhan saya terhadap internet sangatlah tinggi. Pada saat saya masih tinggal di Denpasar, warnet sangat mudah dicari. Namun setelah saya pindah ke kawasan Jimbaran-Nusadua sekitar 3 tahun lalu, jumlah warnet masih sangat terbatas. Sementara pengguna sangat banyak terutama kalangan pebisnis, turis, dan mahasiswa, sehingga fenomena antri menunggu giliran sering mewarnai warnet di kawasan Jimbaran-Nusadua saat itu. | | | | Semula saya merespon keadaan seperti ini biasa-biasa saja karena saya anggap sebagai konsekunsi pindah tempat. Sampai pada suatu saat, saya hendak mengirim draft buku yang akan saya terbitkan lewat attachment email. Setelah menunggu lama, saya tidak bisa meng-uploadnya setelah menunggu berjam-jam, mungkin karena sizenya cukup besar. | | | | Dari rasa jengkel itu kemudian terinspirasi membuat warnet dengan speed yang tinggi karena pebisnis dan turis sangat membutuhkannya, disamping secara umum untuk memenuhi kebutuhan user akan internet yang semakin meningkat. | | | c. | Kapan mulai direalisasikan? Mulai saai itu saya bersama adik saya menjajaki berbagai hal yang berhubungan dengan bisnis warnet, mulai dari prospeknya ke depan, pengumpulan informasi dari rekan pebisnis warnet dan ISP, prosedur pengurusan ijin, teknis operasional, biaya awal yang diperlukan, pemilihan lokasi, target user, dan sebagainya. Setelah dilakukan studi awal yang memadai, pada bulan Pebruari 2005, bisnis ini baru kami dimulai. | | d. | Bagaimana langkah-langkah awalnya? Saya kira semua bisnis dimulai dengan studi kelayakan terutama menyangkut kelangsungan bisnis ini ke depan dan keuntungan secara finansial. Setelah itu baru mempelajari secara teknis dan manajemen tentang bisnis ini. Kemudian menciptakan sistem manajeman dan operasional. Sementara langkah-langkah teknis awal yang dilakukan dimulai dari pemilihan lokasi, penentuan ISP, pengurusan ijin, setting tempat, pengadaan komputer dan installasi, serta seleksi dan bimbingan kepada pegawai. | | e. | Mengapa memilih Bali Global? Nama Bali Global mungkin sudah banyak dipakai di kalangan teknologi informasi, tetapi untuk warnet berdasarkan daftar nama warnet di Awari (Asosiasi Warung Internet) Bali hanya ada satu. Selain enak saya dengar, Bali Global menurut saya mempunyai arti dari Bali kita menuju ke dunia global. | | f. | Pemilihan lokasi? Menurut saya lokasi warnet yang baik setidaknya memenuhi beberapa kriteria, yaitu mudah dijangkau (accessible), ruangan dan parkir memadai, mudah dilihat oleh banyak orang, berapa di kawasan yang banyak dikunjungi orang, dan harga terjangkau. Berdasarkan pertimbangan itu, tampat saya sekarang sudah memenuhi syarat di atas, yaitu di perempatan kampus Unud, samping McD Jimbaran. | | g. | Perhitungan biaya operasional dan biaya awalnya berapa? Biaya operasional dan biaya awal ditentukan oleh banyak variabel. Misalnya untuk biaya awal, itu ditentukan oleh jumlah komputer yang digunakan, sewa tempat yang tergantung pada lokasi dan ukuran tempat, band width yang digunakan, model penataan ruang, dan fasilitas tambahan yang disediakan. Sekitar sebulan yang lalu, saya membuat satu warnet lagi dengan 14 client. Biaya yang dibutuhkan sekitar 180 juta. Memang komputer dan server yang digunakan kualitasnya bagus dengan semua software Microsoft Windows berlisensi. | | Untuk biaya operasional (biaya koneksi + gaji karyawan + listrik + PAM + telpon + kontrak tempat) sekitar Rp 40.000.000 (Rp 21.000.000 + Rp 11.000.000 + 5.000.000 + 50.000 + 450.000 + Rr 2.500.000) per bulan belum termasuk pajak, penyusutan komputer, penyusutan nilai uang, THR dan tunjangan akhir tahun karyawan, dan hadiah untuk user, retribusi, dan promosi. | | Perhitungan breakeven point? Kalau masa pakai komputer kita asumsikan 4 tahun, satu komputer + lisensi Microsoft Windows sekitar 4,8 juta, maka biaya penyusutan per bulan untuk 1 komputer menjadi Rp 100.000. Jumlah komputer yang dipakai sekarang seluruhnya 34 unit + 2 server, maka biaya penyusutan perbulan sekitar Rp 4 juta + penyusutan 2 server. Biaya penyusutan modal sekitar Rp 3.000.000 per bulan (0.85% x RP 180.000.000 x 2). Ditambah dengan biaya lain-lain seperti yang disebutkan di atas sekitar Rp 2.000.000 per bulan. Jadi total pengeluaran secara kasar per bulan adalah Rp 45.000.000 (Rp 40.000.000 + Rp 3.000.000 + Rp 2.000.000). Jadi berakeven point tercapai bila pendapatan perhari rata-rata Rp 1.500.000. Keuntungan baru kita dapat bila rata-rata pendapatan lebih besar dari Rp 1.500.000. | | h. | Pemilihan ISP Ada beberapa kriteria atau pertimbangan dalam pemilihan ISP, diantaranya: Backbone dari ISP tersebut. Dimana ISP tersebut mendapatkan koneksi. Infrastruktur ISP termasuk di dalamnya peralatan yang digunakan dan adanya backup dari sumber lain, bila koneksi utama mengalami masalah. Kualitas akses internet. Ini berhubungan dengan speed pada band width tertentu. Kualitas pelayanan dan profesionalitas ISP, diantaranya kecepatan dalam penanganan masalah terutama gangguan koneksi, membantu dalam penanganan masalah yang berkaitan dengan internet di warnet, dan dapat memberikan kompensasi yang proporsional terhadap pembayaran bila adanya gangguan koneksi. | | Harga band width. Jarak warnet dengan ISP. Popularitas ISP. Ini berhubungan dengan kesinambungan ISP tersebut dalam memberikan koneksi. | | Kenapa Channel-11? Sebelum saya memulai bisnis warnet ini, pihak Channel-11 dalam hal ini ISP yang paling dekat dengan tempat kami banyak memberikan informasi seputar dunia internet. Ditambah dengan promosi yang meyakinkan dari Pak Kompyang selaku manager marketing, maka kami memutuskan untuk memilih Channel-11. Dalam perjalanan kami menekuni Bisnis ini bersama Channel-11 selama 2 tahun, menurut pendapat saya, Channel-11 merupakan ISP yang telah memenuhi 90% kreteria ISP yang baik seperti yang saya sebutkan di atas. Mudah-mudahan untuk ke depan prestasi ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan lagi. | | i. | Rencana ke depan untuk mengembangkan bisnis ini? Untuk sementara saya cukup dengan 2 tempat dengan 34 unit komputer. Fokus saya sekarang adalah membangun image agar di mata masyarakat warnet Bali Global mempunyai standardisasi kualitas yang baik dan memiliki ciri khas sebagai berikut: | 1. | Kecepatan akses yang sangat tinggi | 2. | Kualiatas komputer yang bagus | 3. | Menggunakan software Microsoft original dan telah menandatangani Microsoft Software Rental Agreement. | 4. | Tempat yang nyaman, fasilitas pendukung yang lengkap, dan kualitas pelayanan yang baik. | | | | |
3 komentar:
PERTAMAX
KEDUAX
KETIGAX
Posting Komentar