Selasa, 27 November 2007

Bisnis Pulsa Elektronik


Topik ini memang pernah dibahas di buletin Dunia Wirausaha sebelumnya. Tetapi karena topik ini masih sering menjadi topik hangat di milis Dunia Wirausaha, pengurus merasa perlu untuk menampilkannya lagi di buletin edisi ini. Berikut adalah cuplikan dari beberapa email member mengenai bisnis pulsa elektronik via internet:

(catatan: pengurus merasa perlu melakukan pengeditan demi kenyamanan para pembaca buletin)

"Di Indonesia jumlah pengguna handphone sekitar 27 juta orang, 90 persennya pengguna prabayar, mereka ata-rata menghabiskan pulsa Rp.100,000,- per bulan. Penjualan pulsa online menggunakan sistim viral marketing. Peserta akan mendapat diskon 40 s/d 70 persen dari profit margin sehingga harga pulsa yang diperoleh sebagian besar lebih rendah daripada harga pulsa di agen (contoh untuk pulsa mentari 100K dengan diskon 40 persen profit margin harganya Rp.98.600,- diskon 50 persen Rp. 98.250,- diskon 60 persen Rp. 97.900,- dan diskon
70 persen harganya Rp.97.550,-).

LEBIH PRAKTIS: kapanpun kita, saudara, tetangga atau kawan kita ingin mengisi pulsa bisa kita lakukan sendiri, 24 jam sehari melalui handphone kita sendiri selama deposit kita mencukupi.

POTENSI MERAIH SUKSES LEBIH BESAR-LEBIH MUDAH MEMBANGUN JARINGAN: karena pulsa handphone telah menjadi kebutuhan bagi sangat banyak orang, harga yang diberikan juga lebih murah daripada harga di agen dan proses pengisian ulang pulsa yang lebih praktis maka jaringan viral marketing jauh lebih mudah kita bangun dan jaringan yang kita bangun tersebut setiap bulan dengan sendirinya lebih memilih mengisi ulang. Selain itu kita akan mendapat banyak keuntungan lain seperti bonus rekrutmen/jaringan yang besarnya Rp. 12.000,- untuk level I dan Rp. 4.000,- untuk level II s/d level V. Biaya pendaftaran hanya Rp. 120.000,-, biaya tersebut sudah termasuk deposit Rp. 60.000,- yang bisa kita gunakan untuk isi ulang pulsa."

"Anda tidak harus memiliki kios atau toko untuk mulai menjual pulsa. Cukup dengan handphone yang dimiliki saat ini, anda sudah dapat melakukan transaksi isi ulang pulsa elektronik hanya dengan kirim SMS kapanpun dan dimanapun anda berada..diseluruh Indonesia bahkan dunia. Asalkan handphone yang telah anda daftarkan memiliki sinyal untuk SMS maka transaksi dapat
dilakukan..bahkan 24jam nonstop.

Pulsa saat ini menjadi kebutuhan wajib bagi sebagian besar manusia. Kebutuhan akan pulsa itu menjadikan bisnis voucher tidak akan sepi dari pembeli. Meski profit per transaksi tidak terlalu besar, bisnis pulsa mampu menghasilkan profit yang tidak kecil. Ini disebabkan repeat order
yang tinggi dan jumlah pembeli yang terus bertambah."

"Bentuk usaha mudah ,simple dan mobile. Harusnya memang ada survei tempat/ toko/conter untuk berjualan. Tapi hal tersebut kini sudah tidak mutlak. Anda bisa berjualan pulsa hanya bermodalkan handphone+kartu mentari/Xl anda. Kartu anda lalu akan diaktifkan sbagai "multy trx"dan diisikan sejumlah saldo.dalam waktu kurang dari 1 jam anda sudah Bisa berjualan pulsa."

"Untuk berjualan pulsa melalui internet anda akan mendapatkan sebuah website gratis. Dengan website ini anda dapat menjual pulsa juga mencari reseller yang akan tergabung pada jaringan anda. Semua fasilitas ini diberikan secara gratis."

"Menurut saya usaha pulsa hanya punya 2 keunggulan, yaitu harga dan kecepatan. Dulu saya tidak terlalu mempedulikan kecepatan, tapi lama2 mengganggu juga. Ada cerita dari seorang temen yg usaha jualan pulsa. dia berlangganan di 2 master pulsa dan ada seorang pelanggan yg beli pulsa. Setelah lama pulsanya tidak masuk2, dan pelanggannya pasti protes. akhirnya dia pesan lagi ke master pulsa satunya dan bisa langsung masuk. Setelah masuk itu, yg dari master pulsa yg pertama juga masuk. praktis dia rugi karena dia hanya menerima sekali dan harus bayar ke master pulsa 2x. Jadi jangan lupa pertimbangkan masalah kecepatan ketika memilih bisnis pulsa"

"Jika modal Anda lebih dari 10 juta, itu berarti Anda hrs menjadi seorang dealer voucher. Jangan ritel voucher yang hanya melayani end customer. Seorang dealer mestinya membawahi (downline) beberapa ritel kecil di lingkungan Anda. Dan Anda akan memperoleh harga yang lebih murah, atau potongan harga daripada menjadi ritel. "

"Memang saya menjalankan usaha voucher elektrik dengan modal 500ribu. Diasumsikan kita sudah punya HP dan no simcard terdaftar di dealer pulsa. Saat ini banyak dealer pulsa yang menjual paket lengkap ( dengan 1 simcard sudah dapat bertransaksi dengan berbagai operator ). Deposit saldo pulsa ada yang bisa lebih kecil dari 500ribu. Paling tidak dengan modal hp bekas yang monokrom keluaran lama sudah lumayan handal untuk transaksi pulsa."

"Dengan adanya banyak bisnis pulsa via internet. Punya HP menjadi tidak mutlak. Karena transaksi bisa dilakukan melalui website"

"Di bisnis voucher elektrik ada banyak dealer pulsa dengan keunggulan masing-masing. Ada dealer yang unggul di operator x jenis pulsa y...ada yang unggul di operator a dan voucher jenis b...macem-macem. Sehingga jika mau cari harga yang murah disemua operator paling tidak minimal harus berlangganan 4 dealer."

"Wah kalau bisnis pulsa untungnya memang kecil...seperti jual beras...Memang dalam bisnis ini yang dibutuhkan perputaran omzet yang cepat. Enaknya pulsa tidak mengenal musim....dan...mudah dijalankan...bahkan tanpa toko fisik sekalipun."

"Untuk memulai bisnis pulsa HP fisik atau elektrik di Jakarta ini lebih gampang untuk datang langsung ke pusatnya salah satunya Roxy. Usaha pulsa ini marginnya tipis, supaya mendapatkan keuntungan besar ya transaksinya yang diperbanyak..."

"Memang untuk usaha voucer di suatu kota lebih enak mengambil dari distributor/agen kota setempat, yang namanya usaha tidak selalu lancar Jika agen kita ada dalam satu kota saat ada masalah komplain lebih irit karena kita bisa langsung telpon lokal, atau bisa datangi langsung."

warnet2

Bagaimana cara membuka warnet, mulai dari Instalasi sampai dengan Running, lalu perjinannya?

jawab:
  • Warnet memang masih sangat diperlukan di Indonesia, karena masih sangat-sangat banyak orang yang tidak punya komputer dan akses internet murah.
  • Biasanya warnet itu persiapannya 3 bulan. Saya pernah persiapkan warnet dalam 1 minggu, krn tempat dibuat sederhana (meja dan kursi biasa tanpa perubahan ruangan, biasa ruangan didesain lagi klo warnet2 lain untuk menarik pelanggan dgn keunikan desainnya) dan koneksi internet sudah dipesan dan sudah terkoneksi (tinggal pakai, klo tunggu aktivasi lagi bisa lama tergantung jasa provider yg kita pakai). Waktu itu komputer tinggal di pasang, dan di setting jaringannya agar semua dapat koneksi internetnya. Lalu sisanya ngajarin pemakaian billing.
  • Buat dulu rencana cashflow untuk 4-5 tahun, syukur kalau positif terus.
  • Buat rencana perhitungan akuntansinya juga, kalau rugi jangan diteruskan. Perhitungan depresiasi sangat penting supaya kita bisa mengupgrade dengan komputer yang sesuai jamannya alias komputer baru.
  • Untuk usaha warnet ada beberapa hal yg harus dipertimbangkan seperti tentukan isp mana yang akan dipakai (dalam hal ini pilih isp yg technikal support-nya yg siap membantu jika terdapat masalah pd koneksitas internet yg muncul di kemudian hari).
  • Tentukan media yg dipake utk koneksitasnya (wireless, adsl, dial up, modem cdma).
  • Instalasinya perlu SDM yang handal, warnet Admin tahu benar masalah tekhnik, kalau masih belum ramai bisa merangkap mejadi kasir yang jujur.
  • Yang penting mau warnet yg seperti apa? Sekedar untuk main game online? untuk main game yang full 3D? atau juga bisa untuk anak2 sekolah/kuliah mengerjakan tugas?
  • Kalau asosiasi, menurut saya sih klo di rumah dan kecil2an gak perlu bikin dulu, yang penting jalan dulu baru sambil buat klo dibutuhkan npwp dan siup. Kebanyakan warnet yg saya kenal juga tidak buat siup dan npwp, jadi jgn khawatir dulu soal itu.

tanya:
Berapa besar modal untuk sebuah warnet?

jawab:

  • Modal relatif, tergantung warnetnya mau bisa untuk apa saja? Dengan mempertimbangkan koneksi wireless (untuk game online) yang umumnya berkisar 3jtan/bln, maka untuk memaksimalkan dan menutupi pengeluaran wireless tersebut kita membutuhkan minimal 20 unit komputer -- kurang dari 20 unit maka sangat sedikit sekali return investmentnya.
  • Modal per pc nya itu akan ditentukan oleh apa saja keperluan warnet tersebut? Kalau standar, 5jt/unit sudah cukup. Kalau ingin yang lux dan lebih dari saingan yang lain, tergantung seberapa lux? Biasanya pengunjungnya juga dari kalangan tertentu saja.
  • Yang perlu diperhatikan juga, mau berapa komputer yang dipasang dalam satu warnet.
  • Perhatikan daya yang dimiliki tempat kita, krn kalau kurang/tidak mencukupi bakal ada masalah sering jatuh listriknya. Seandainya 1 komputer butuh 350watt maka daya yg dibutuhkan ya: jlh pc di kali 350 watt. 350 watt itu kalau komputernya standar. Kalau banyak isinya tentunya makan watt lebih.
  • Untuk wireless, ada invest juga untuk antena dan tower, tergantung lokasi.
  • Untuk 20 cpu, min. 5500 watt, sebulannya bisa 1.5 juta.
  • Soal Listrik, kalau 2.200 watt maka hitung keperluannya untuk komputer itu sisa dari setelah dikurangi dengan ac 1/2 pc 2 unit dan lampu, dsbnya. Sisanya (sisa watt nya stlh dikurangi keperluan lain) itu dibagi dengan 350 (sample untuk keperluan watt satu unit komputer, hitungan minimal dgn 300watt), maka nanti ketemu jumlah pc yg bisa ditampung dengan daya beban 2200 watt tersebut.
  • Untuk komputernya saja, kalau yang baru dan standar 5jtan, tapi kalau yang second P3 2jtan dan bisa kurang. tergantung pasaran komputer di surabaya.
  • Sistem franchise, tempat juga gak sembarangan, dan biasanya modal untuk merenovasi tempat supaya sesuai dengan style franchise tersebut lumayan besar. Biaya banyak habis oleh keperluan dekorasi.

tanya:
Bisa sharing tentang perijinan warnet?

jawab:

  • Kalau dulu saya tidak pakai ijin2, paling banter ijin ama rt/rw.
  • Izin? Dulu tidak ada izin khusus, cukup rt/rw setempat (tergantung lokasi).
  • Saat ini mungkin perlu izin, silahkan buka homepage Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (www.apjii.or.id), banyak info yang bisa didapatkan.
  • Ijin yg penting itu paling juga dari lisense software yang kita pakai (pake microsoft jelas harus bayar lisensi, klo pake linux gratissss) namun tidak semua orang terbiasa dengan linux.

tanya:
Seberapa penting lokasi/tempat menentukan keuntungan warnet?

jawab:

  • Sebaiknya digabung dengan bisnis lain seperti toko makanan, warung kopi, bakso dll yang sejenis, mengingat waktu pemakai warnet umumnya setelah jam kantor/sekolahan yang ramai. Sayang waktu yang kosong bila
  • tempat yang akan digunakan membutuhkan biaya sewa.
  • Sebaiknya jangan sekedar ikut-ikutan, kecuali yakin dapat melebihi warnet yang ada dan masih banyak calon pemakai (pantau dulu dilokasi sekitar tempat akan dibuka).
  • Lokasi harus pula terjangkau internet yang akan dipakai (cable, adsl, dan/atau wireless).
  • Lokasi paling penting kalau mau buka warnet. Tapi, kalau warnet kita punya kelebihan sendiri, maka walau jauh sekalipun pasti pelanggan tetap datang. cthnya warnet di apartemen laguna. Pelanggannya datang dari luar penghuni apartemen tersebut dan biasanya lokasi mereka tinggal cukup jauh dari pluit. Lelebihan warnet tersebut dalam persaingan harga dan fungsi nge-print yang jauh lebih murah dari franchise Multiplus.
  • Tempat kalau di perumahan juga tridak apa-apa. Kalau tempat tersebut bisa masuk Internet Cable lebih bagus lagi. Coba cari info apakah daerah tersebut masuk jangkauan TV Cable (biasanya kalau sudah masuk TV Cable, tinggal pasang Internet Cable), harus berlangganan tentunya.

tanya:
Untuk Warnet, sebaiknya pakai ADSL atau Wireless?

jawab:

  • Soal pilihan adsl atau wireless tergantung lokasi...soalnya tergantung target market disekitar warnet yg akan berdiri.
  • Rasanya yang paling ekonomis adalah pake media wireless (bila jarak tempat warnet masih dalam radius jangkauan wireless isp) karena dengan demikian hanya membayar koneksi internetnya saja tanpa bayar pulsa telpon, pilih layanan wireless yang unlimited.
  • Jangan memilih isp yg tidak memiliki layanan technikal support.
  • ADSL or WIFI? Bagaiamna kalau mulai dulu dengan dial-up? Tergantung kecepatan/bandwidth yang bisa dicapai, mengingat koneksi ISP di daerah anda.
  • Perlu juga cari info dari awal untuk ADSL or WIFI, kalau sudah terbukti akan lebih murah/efisien baru berlangganan ADSL/WIFI.
  • Sebaiknya pakai Linux, kecuali anda sudah siap beli
  • Kalau bukan untuk game online, pakai Internet dari TV cable juga cukup, klo alternatif lain ya pakai dial up/ADSL. untuk ADSL, ini juga harus di-cek lagi. apakah line telpon di rumah bisa mempergunakan fasilitas ADSL krn tidak semua line bisa memanfaatkan koneksi tersebut.

tanya:
Bagaimana dengan game center?

jawab:

  • Untuk 10 komputer saya anjurkan pakai saja adsl speedy, tapi pilih yang unlimited ya, 3,8juta perbulan + ppn 10%
  • Untuk lebih dari 10 unit, (15-20an) lebih baik wireless, tapi harus pilih yang bonafid.
  • Gunakan MS-WINDOWS yang asli (soalnya sudah banyak sweeping warnet di kota besar).

tanya:
Ada tips agar warnet bisa “laku”?

jawab:

  • Tiap keperluan juga sebaiknya dipertimbangkan. Ada satu warnet yang menyediakan semuanya, dalam arti pc yang di sewakan sudah tersedia: floppy disk, usb, cd rom/dvd rom yang fungsinya memudahkan penyewa untuk menggunakan komputer semaksimal mungkin dan senyaman mungkin.
  • Tapi, tidak semua warnet yang ada memperbolehkan hal ini (alat2 tambahan tadi) karena takut kena virus, bisa memperlambat kineja komputer dan merugikan yg punya warnet.
  • Kalau tau cara atau triknya, hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri dan hasilnya warnet yang disebutkan diatas tadi (warnet starcyber: www.worldxian.com) tidak pernah sepi karena semua fungsi yang dibutuhkan tadi bisa dipakai sesuka penyewa komputer.
  • Ada juga yg manambahkan bisa nge-print dan bisa scan. Ini hasilnya juga lumayan karena banyak anak sekolah dan mahasiswa yg ngerjain tugas di warnet, Buat mereka lebih praktis dan betah main di warnet tersebut.
  • Selain warnet, kalau dana terbatas, bisa juga buka rental dengan komputer second. Ini modalnya tidak terlalu besar dan kalau ada di daerah sekolahan atau kampus bisa menghasilkan income yang cukup baik dengan modal sedikit.

tanya:
Bagaimana dengan pemeliharaan dan kelangsungan Warnet?

jawab:

  • Jangan lupa komputer harus dipelihara, diperbaiki dan diganti kalau perlu. Karena user juga males kalau pakai komputer tua. Beli yang branded biar tahan lama tapi ingat tidak bisa diupgrade seenaknya. Jangan lupa pake UPS ya.
  • Teknologi komputer maju terus tiap 3 bulan, usahakan bisa selalu up to date.
  • Antisipasi user yang nakal, gatel tangannya kalau tidak merusak komputer hardware atau softwarenya.
  • Cari admin yang sudah pintar dan bukan carder dan juga paham dengan hardware.
  • Cara operator yang jujur, karena tidak semua fasilitas bisa dicatat di billing. Billing juga bisa dikerjain lho! Operator juga harus ramah dan mau mengajari user2 pelanggan baru.
  • Kalau bisa jangan perang harga, jadi lengkapi fasilitas warnet dengan menyediakan printer digital, scanner, bluetooth, infra merah, dan kabel data supaya bisa juga cetak foto dari camera digital atau hp. Pakai juga webcam, head set dan cdrom, usb drive.
  • Hati2 dengan floppy karena paling gampang bawa virus.
  • Usahakan komputer yang multimedia dan bisa game online walaupun belum tentu user kita perlu game online karena yang terbanyak sih chatting.

warnet1

Mengembangkan Warnet

Seperti halnya bidang usaha lain, sebagai pengusaha warnet kita tentu ingin mengembangkan usaha warnet kita. Pertanyaannya tentu saja adalah: Ke arah mana saja kita bisa mengembangkan warnet ini? Sekali lagi saya ingin mengajak para pengusaha warnet untuk melihat peluang lain di warnet tanpa meninggalkan sama sekali dasar usaha anda: Warnet.

Salah satu hal yang sering saya dapati dari pengusaha warnet adalah minimnya kreatifitas dan terperangkap dalam pola pikir tertentu yang akhirnya membuat mereka tak bisa keluar dari sebuah lingkaran setan. Contoh yang paling nyata dari kurangnya kreatifitas adalah perang harga antar warnet yang akhirnya membuat bidang usaha warnet cenderung stagnan, setiap munculnya pemain baru selalu di sikapi dengan perang harga baik oleh pemain baru maupun pemain lama. Situasi seperti ini akhirnya membuat bidang usaha warnet menjadi sebuah usaha yang muram, tak pasti, mudah bergejolak dan rawan.

Meskipun demikian, akhir-akhir ini saya melihat beberapa rekan warnet sudah cukup percaya diri dengan tidak menjadikan harga sebagai faktor jualan utama sebaliknya menjadikan mutu pelayanan ( bandwidth maupun sdm ) yang baik sebagai faktor jualan utama mereka dan sebagian sudah menunjukkan bahwa mereka justru lebih bisa meraih keuntungan dengan persentasi yang (jauh lebih) baik dibanding mereka yang berkutat di perang harga.

Jika kondisi warnet anda sudah bagus maka langkah berikutnya adalah pengembangan. Jika yang anda lakukan adalah pengembangan sebatas upgrade PC ,menambah jumlah PC, Menaikkan kapasitas bandwidth atau menambah kenyamanan warnet anda tentu saja tidak sulit. Beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam mengembangkan warnet kita adalah:

1. Menambah jumlah warnet/ jaringan warnet
Ini adalah pilihan yang paling logis, sebab jika manajemen warnet anda telah terbukti bagus maka bangunlah warnet baru lagi. Pengalaman anda mengelola warnet dengan baik dan memberikan keuntungan adalah modal utama.

2. Franchise-kan warnet anda
Warnet anda telah bertambah, namanya telah terkenal, manajemen bagus. Kenapa tidak memberikan kesempatan kepada pihak lain yang tertarik untuk membuat warnet bergabung dengan Jaringan Warnet anda? Anda mempunyai kesempatan untuk memberikan pihak lain untuk mendapatkan keuntungan dan anda tidak perlu mengeluarkan modal yang banyak untuk memperluas jaringan warnet anda.

3. Membangun RT/RW Net
warnet anda berada disekitar perumahan atau banyak yang tertarik untuk koneksi internet tapi inginnya akses dari rumah? Salurkan saja bandwidth warnet ke rumah-rumah sekitar warnet anda. Media kabel dan Nir-Kabel/Wifi bisa anda gunakan, tentu saja user harus diberi pengertian untuk tidak meng”abuse” koneksi yang ada atau anda pasang saja bandwidth management yang baik untuk mengatur pembagian jatah bandwidth dengan baik. Keuntungan dari RT/RW Net adalah: kita bisa memiliki “penghasilan yang terprediksi” sebab umumnya sistem pembayaran menggunakan sistem iuran bulanan dengan jumlah tetap.

4. Jadi ISP
Anda sudah memiliki jaringan warnet, sudah melakukan franchise, sudah punya RT/RW Net aduh tanggung nih, mendingan jadi ISP sekalian :) meskipun begitu, perlu anda ingat bahwa bidang usaha warnet dan ISP itu serupa tapi tak sama. Menjadi ISP dan memiliki warnet dapat membuat anda di curigai pelanggan anda (yang kebetulan warnet juga) melakukan “pilih kasih” apalagi jika pas warnet anda terkoneksi sedang warnet pelanggan terputus.

Masih banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan warnet kita, sebagai contoh: beberapa warnet mengembangkan diri menjadi bisnis center dengan menyediakan layanan-layanan bisnis di warnetnya. Ada juga yang mengembangkan diri menjadi tempat pelatihan/kursus komputer. Sehingga dapat dikatakan bahwa batasannya hanyalah kreatifitas kita.

Tapi yang perlu diingat adalah: semua hal di atas dapat kita lakukan hanya dengan manajemen yang baik dan selalu tanggap dalam membaca perubahan-perubahan di bisnis warnet. Tahun 2001, warnet-warnet masih mempermasalahkan mahal dan lambatnya koneksi dial-up, di tahun berikutnya permasalahan bergeser ke belum adanya kepastian perijinan untuk penggunaan frekuensi 2,4GHz (sehingga rawan sweeping), tahun berikutnya permasalahan bergeser lagi menjadi apakah bertahan sebagai warnet atau berpindah menjadi game center. 2004 ke atas isu yang paling menonjol adalah isu HAKI dan Legalitas. Tidak heran jika warnet adalah bidang usaha yang paling dinamis dimana timbul tenggelamnya pemain baik baru maupun lama adalah hal yang biasa. Namun kita juga melihat ada warnet yang mampu mengatasi segala problematika tersebut dengan baik dan membuktikan bahwa mereka bisa di contoh dalam menjalankan usahanya.
JAKARTA - Perkembangan warnet yang begitu pesat ternyata menarik minat Dell untuk ekspansi ke segmen ini. Diharapkan penggunaan PC pada warnet dapat lebih memantapkan branding Dell.

"Dell memang tidak pernah berniat untuk masuk ke kelas konsumer karena kami sudah kuat di enterprise. Kami akan terus memfokuskan penjualan di kelas tersebut. Karena kami fokus maka kami pun mampu menjadi yang pertama di kelas tersebut," ujar Megawaty Khie, Country Manager Dell Indonesia, pada acara penandatangan kerja sama Dell - Awari, di Jakarta, Kamis (30/8/2007).

Kelas konsumer memang bisa dibilang segmen pasar yang sudah pasti dengan pangsa yang jelas. Kelas enterprise sudah pasti membutuhkan ratusan, bahkan ribuan unit komputer. Sama halnya dengan sebuah institusi, warnet misalnya. Asosiasi Warnet Indonesia (Awari) salah satunya, telah memiliki 180 anggota dengan jumlah warnet sekira 300 buah (padahal di Indonesia sendiri jumlah warnet sudah mencapai 10.000 buah). Dari angka 300 tersebut, kebutuhan akan unit PC dapat ditaksir sekira 3600 unit dengan asumsi satu warnet membutuhkan 12 unit PC.

Angka 12 unit merupakan jumlah yang cukup besar jika dibandingkan dengan kelas konsumer yang minimal hanya membutuhkan 1 unit PC. Segmen 'pasti' inilah yang akan menjadi target pasar Dell untuk melakukan ekspansi dengan jumlah kebutuhan unit PC mendekati kelas enterprise.

Irwin Day, Ketua Umum Awari, mengatakan bahwa kerja sama dengan Dell ini tidak mengikat, bahkan Dell tidak memberikan target apa-apa untuk dijalani oleh Awari. Hanya saja terdapat 2 buah paket kerja sama dengan biaya sekira USD5, 718 dan USD13, 514. Masing-masing paket menyediakan 10 dan 20 PC untuk satu warnet dengan tambahan 1 PC billing untuk satu paket.

Artinya jika satu warnet mengeluarkan kocek USD5, 718 (57 juta rupiah dengan asumsi USD1 sama dengan 10.000), untuk 10 PC maka satu PC dihargai Dell dengan harga 5,7 juta rupiah saja, sedangkan perangkat UPS dan port switch menjadi bagian dari bonus paket. Angka ini bisa terbilang cukup murah karena menurut Irwin, jika dibandingkan, untuk membuka warnet dibutuhkan alokasi dana sebesar 9 juta rupiah untuk pengadaan satu PC saja.
Hayo siapa yg mau buka warnet ????

ersiapan Pendirian Sebuah Warnet (1)

| | Komentar (20) | Lacakbalik (0)

Selain disampaikan lewat komentar di beberapa artikel di blog ini, beberapa pertanyaan tentang cara menyiapkan sebuah Warnet sampai di kotak surat elektronik saya. Perlu saya tegaskan di sini bahwa saya bukan pengusaha Warnet, belum pernah bekerja di/untuk Warnet, dan tulisan saya tentang Warnet lebih berdasarkan pada kabar yang saya terima dari media massa atau mailing list. Tambahan lainnya: jika sedang di luar kantor dan ada waktu luang, saya kerap menyempatkan mengunjungi Warnet terdekat. Ongkos yang saya keluarkan untuk akses Internet lewat Warnet terasa lebih bermanfaat dibanding dibelanjakan untuk “hiburan” lain. Alhasil, pada saat menjenguk ibu dan kerabat di sebuah kecamatan di Jember, Jawa Timur, saya perlukan mendatangi ibukota kabupaten untuk mencari Warnet karena belum ada investor yang mendirikan Warnet di kampung kami.

Apa saja yang perlu disiapkan untuk mendirikan sebuah Warnet? Untuk sampai benar-benar layak dan siap beroperasi, tentu perlu konsultasi serius dengan mereka yang berpengalaman (atau, barangkali sudah ada profesi “konsultan Warnet”?). Di tulisan ini hanya beberapa pertimbangan yang saya amati di lapangan dan dengar dari salah satu teman pengelola Warnet.

Pemilihan lokasi

Sebagian pihak menyebut bahwa berlokasi dekat dengan kegiatan mahasiswa menguntungkan bagi Warnet. Contoh: di Simpang Dago, Bandung, yang tidak jauh dari kampus ITB, ada sebuah Warnet besar yang juga punya cabang di Jatinangor, lingkungan kampus ramai di daerah Bandung Timur. Begitu pula di seputar Jalan Tamansari, Bandung, yang dekat dengan kampus Unisba dan Unpas. Demikian halnya Warnet yang konon terbesar di Kota Jember berada di daerah Tegalboto, kawasan kampus Universitas Negeri Jember.

Kendati demikian, pengakuan berbeda dari teman yang saya sebut sebagai pengelola Warnet di atas: lokasi Warnetnya justru bukan di lingkungan mahasiswa namun salah satu keuntungan menurutnya, “Tidak ada musim sepi karena liburan.” Sepengetahuan saya memang ada beberapa kampus yang menjadi sepi pada saat liburan karena ditinggal banyak mahasiswa pulang kampung atau berlibur. Namun ada pengecualian: kampus yang memiliki banyak mahasiswa dari kota yang jauh relatif tidak menjadi sepi terlalu drastis pada masa liburan — faktor ongkos pulang kampung.

Alternatif pengunjung lain adalah kelompok pekerja. Sudah mulai ada orang-orang yang mendatangi Warnet untuk bekerja secara remote. Saya baru mencoba cara seperti ini untuk pekerjaan pribadi, mengurus situs Web. Salah satu tulisan di situs ini saya ketik di sebuah Warnet di Jember (menggunakan Notepad di Windows XP, duh!). Pun waktu harus mengunjungi Medan selama tiga hari, saya pilih Warnet yang dekat dengan hotel untuk tetap bersentuhan dengan “jejaring sosial” dunia maya yang merupakan bagian dari pekerjaan pribadi.

Jumlah komputer

Investasi komputer dalam jumlah banyak adalah faktor penting berikutnya. Selain tingkat utilisasi pemakaian koneksi Internet lebih tinggi, jumlah komputer yang memadai akan menghindarkan pengunjung dari menunggu terlalu lama atau meninggalkan Warnet. Saya pernah mengunjungi Warnet dengan tiga ruangan penuh pengunjung: satu untuk akses Internet, satu penuh dengan maniak pemain online game, dan satu lagi gabungan antara permainan online dan pengetikan skripsi. Pada saat saya pergi dari lokasi, pukul tiga lebih dini hari, ketiga ruangan tersebut masih terang-benderang dan pengunjung asyik melototi komputer sebagian dengan telinga tertutup headphone.

Konsekuensi jumlah komputer ini diikuti oleh investasi yang lebih besar untuk ongkos koneksi Internet. Salah satu Warnet besar di Bandung adalah pelanggan peringkat atas di PJI dan berbeda dengan Warnet kecil yang menjual ulang koneksi Internet ke “tetangga sekitarnya”, Warnet besar ini menyedot habis lebar pita koneksi.

Jumlah sekitar 20 buah komputer memadai untuk Warnet yang datang dengan modal memadai, sedangkan jika memang hoki, berawal dengan 40 buah komputer pun pengunjung antri!

Saya pilih dua poin di atas terlebih dulu agar artikel ini tidak terlalu panjang. Pertimbangan berikutnya akan saya tulis pada entri mendatang. Koreksi dan tambahan sila dikemukakan lewat komentar entri ini. Sumber lain yang sering membahas seputar bisnis Warnet secara praktis adalah mailing list Asosiasi Warnet.

Jumlah pengguna Internet melalui warung internet (warnet) rata-rata sebanyak 840 ribu orang. Setiap orang mengakses internet rata-rata satu jam per hari, sehingga dengan tarif rata-rata sebesar Rp 4.000 per jam, total perputaran uang di warnet mencapai Rp 100,8 miliar per bulan. Dengan struktur biaya sekarang, margin keuntungan warnet rata-rata hanya 5% atau sekitar Rp 5 miliar per bulan.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Warung Internet Indonesia (Awari) Irwin Day dalam diskusi dua hari mengenai tata kelola Internet yang baik di Jakarta, Kamis (12/7).

Irwin menjelaskan, jumlah warnet di seluruh Indonesia saat ini mencapai 10 ribu. Itu belum termasuk warnet yang dikelola oleh institusi-institusi pendidikan, sekolah, dan Information and Communication Technology (ICT) Center.

Hingga semester I-2007, kata Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Sylvia Sumarlin, jumlah pengguna Internet di Indonesia 25 juta. Sedangkan pelanggan Internet hampir delapan juta. Menurut APJII, sekitar 42% pengguna mengakses Internet via warnet.

Sedangkan, berdasarkan data Telkom yang dikutip Irwin, pengguna Internet di Indonesia saat ini sekitar 25 juta dan 40% di antaranya mengakses dari warnet. Jadi, kata dia, pengguna Internet yang mengakses dari warnet antara 8,4 dan 10 juta.

Irwin mengatakan, jumlah anggota Awari saat ini lebih dari 90 dengan jumlah warnet anggota 150 lebih. Artinya, ada satu pengusaha yang memiliki lebih dari satu warnet. Bahkan ada yang sampai 24 warnet.

Setiap warnet rata-rata memiliki 12 komputer (PC). Tarif per jamnya rata-rata saat ini Rp 4.000. Tingkat okupansi harian rata-rata sekitar tujuh jam, dan satu PC melayani sekitar tujuh orang yang berbeda per hari. Artinya, setiap orang yang mengakses Internet melalui warnet rata-rata menghabiskan waktu satu jam per hati.

Dengan begitu, lanjut Irwin, total pengguna Internet di seluruh warnet Indonesia adalah 10 ribu warnet x 12 PC x 7 orang atau 840 ribu orang. Dengan tarif rata-rata Rp 4.000 per jam, dalam sebulan perputaran uang di seluruh warnet mencapai Rp 100,8 miliar.

Sedangkan dari sisi konsumsi bandwidth, ia menuturkan, tiap warnet rata-rata menggunakan bandwidth sebesar 128 kilobits per second (Kbps). Bahkan ada yang sampai 3-5 megabits per second (Mbps). Total konsumsi bandwidth oleh seluruh warnet di Indonesia adalah 1,28 gigabits per second (Gbps). Rata-rata biaya yang dikeluarkan warnet untuk sewa bandwidth itu Rp 3 juta per bulan.
Ironi Warnet

Ironisnya, kata dia, margin keuntungan warnet selama periode balik modal hanya 5%. Itu karena biaya untuk bandwidth mencapai 30%, listrik 10%, gaji karyawan 30%, dan return on investment (ROI) 25%.

Di lain pihak, sejumlah masalah mendera warnet. Karena margin rendah, para pengusaha warnet yang semuanya memulai dari nol dan modal sendiri, tutur Irwin, tak mampu membayar pajak. Mereka juga tidak mampu membayar biaya untuk legalitas usaha karena prosesnya yang sangat rumit.

Lalu, sedikitnya ada 20 jenis pungutan atau retribusi kepada warnet. “Belum biaya pungutan liar dari industri dan biaya kasus,” ujar dia. Belum lagi razia aparat terkait penegakan hak kekayaan atas intelektual (HAKI).

Ia mengingatkan, kepemilikan PC di Indonesia hanya sebanyak enam juta unit dan pertumbuhan pasarnya 100-300 ribu unit per tahun. Sedangkan sambungan telepon tetap baru 8,15 juta satuan sambungan telepon (SST) dan pertumbuhannya kurang dari 1% per tahun. Oleh karena itu, sebanyak 40-60% akses Internet bagi masyarakat Indonesia hanya mungkin dilayani oleh warnet.

Kalau target pada 2015 menurut World Summit on Information Society (WSIS) bahwa setengah penduduk dunia harus tersambung ke Internet, berarti 110 juta penduduk Indonesia harus tersambung ke Internet.

Warnet, kata dia, adalah jalan ideal untuk mencapai target itu. Alasannya, penggunaan bersama fasilitas, dapat dikelola sendiri oleh masyarakat setempat, sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia, dan tidak memberatkan pemerintah dari sisi pembiayaan.

“Karena semua pemilik warnet itu adalah pengusaha dan dengan modal sendiri,” ujar Irwin.

Ia berharap pemerintah memberi ruang, dukungan dan perlindungan bagi para pengusaha warnet. Antara lain berupa pengakuan warnet ke dalam struktur industri telekomunikasi, penegakan hukum yang bijak, merata, dan konsisten, dukungan fasilitas pembiayaan, dukungan penuh penggunaan peranti lunak open source di lingkungan pendidikan dan pemerintahan untuk meringankan beban biaya peranti lunak bagi warnet dan masyarakat.

Alasannya, karena pengguna tahunya selama ini peranti lunak tertentu, ketika ke warnet pun jadinya menginginkan peranti lunak itu. Karena harga peranti lunak itu cukup mahal, warnet yang tak mau kehilangan pelanggan akhirnya memakai yang bajakan. (one)

Presentasi Awari di acara Round Table Discussion "Internet Governance di Indonesia & Pengembangan Warnet Sebagai ICT Centre.yang bertempat di Ruang Lavender - MGK Kemayoran, mendapat sambutan yang antusias dari para peserta acara tersebut. Hampir semua pertanyaan di acara diskusi tersebut mengarah ke pembicara yang mewakili Awari.

Hal ini tidak mengherankan karena isi presentasi yang sedikit kontroversial namun memberikan gambaran seperti apa yang di sebut sebagai "Warung Internet" di Indonesia.

Bagi mereka yang tertarik melihat presentasi tersebut yang bisa di download di sini. format file-nya adalah Open Document Presentation dan PDF

JAKARTA: Nilai bisnis warung Internet (warnet) di Indonesia mencapai Rp180 miliar per bulan, sementara margin keuntungan yang diperoleh industri tersebut hanya 5%.

Ketua Asosiasi Warnet Indonesia (Awari) Irwin Day menandaskan jumlah warnet total yang ada di Indonesia saat ini mencapai 10.000 unit-belum termasuk warnet Depdiknas, ICT center, dan warnet sekolah-dengan konsumsi bandwidth sebesar 1,28 Gbps.

"Banyaknya warnet tersebut didorong oleh pembebasan frekuensi 2,4 GHz, layanan Internet dial up dari PT Telkom Tbk, dan berkembangnya industri penyelenggara jasa Internet," ujarnya pada diskusi industri warnet antara Awari dengan Menkominfo, kemarin.

Menurut data Awari, saat ini terdapat 5.000 base station 2,4 GHz di seluruh Indonesia yang sebagian besar dimanfaatkan untuk warnet.

Dari 160 PJI yang ada saat ini kurang dari 10 perusahaan telah melayani warnet di 20 kota besar. Warnet juga banyak yang memanfaatkan jaringan TelkomNet Instant yang tersebar di 455 kota.

Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna Internet saat ini adalah sekitar 25 juta orang. Sekitar 40% datang dari pelanggan warnet atau sekitar 8,4 juta sampai 10 juta orang.

Setiap warnet rata-rata mengonsumsi bandwidth sekitar 128 kbps. Dari sekitar 25 juta pengguna Internet saat ini, sekitar 42% datang dari warnet atau sekitar 8,4 juta sampai 10 juta orang.

Ketua Dewan Presidium Awari Judith M. S. Lubis mengungkapkan konsumsi bandwidth merupakan pengeluaran tertinggi warnet sebesar 30%, diikuti listrik, gaji karyawan, dan return of investment yang masing-masing sebesar 10%.

"Keuntungan warnet ternyata hanya 5% dari total pendapatannya, sementara jumlah sebesar itu pun tidak dinikmati sepenuhnya oleh penyelenggara warnet," tuturnya.

Dukungan pemerintah

Awari menilai pemerintah belum memberikan insentif apa pun ke warnet. Masa suram warnet pernah terjadi pada periode 2002 sampai 2004 di mana saat itu pengguna Internet hanya sekitar delapan juta sampai 11 juta orang. Namun pada periode 2005-2007 jumlah pengguna Internet meningkat pesat yang diikuti juga dengan menjamurnya warnet di mana-mana.

Menkominfo Mohammad Nuh menandaskan pemerintah sangat memerhatikan warnet dan mendorong industri itu untuk migrasi ke peranti lunak sumber terbuka yang disediakan secara bebas oleh Ditjen Aplikasi Telematika Depkominfo.

"Bila perlu migrasi� itu diwujudkan dalam gerakan nasional karena saya tidak ada pilihan lain bagi warnet dalam menggunakan software lainnya." ( arif.pitoyo@bisnis.co.idThis e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it )

Jakarta, Asosiasi Warung Internet Indonesia (Awari) mengadukan permasalahan yang menimpa warnet selama ini, khususnya terkait masalah sweeping kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh.

"Sweeping sangat mengganggu kelangsungan bisnis warnet," kata Ketua Umum Awari Irwin Day, di hadapan Menkominfo beserta jajarannya di gedung Depkominfo Jakarta, Rabu (25/7/2007).

Menanggapi hal tersebut, Nuh lantas memberi dukungan dan akan meminta kepada pihak kepolisian untuk menunda sweeping sampai warnet selesai bermigrasi menggunakan software legal.

Lebih lanjut Nuh menyarankan, setiap warnet yang belum menggunakan software legal dihimbau untuk segera pakai software Open Source. "Kalau mereka tidak mau migrasi, kita siapkan software yang user friendly sehingga masyarakat tidak susah memakainya. Software ini nantinya akan seperti software propietary yang biasa dipakai. Kalau software itu sudah jadi baru dimigrasi," jelas Nuh.

Meski demikian, Nuh mengatakan, dirinya juga tidak bisa menahan keberadaan kebijakan sweeping. Sebab, kalau tidak ada sweeping inisiatif untuk pindah ke piranti lunak yang legal dianggapnya tidak akan berjalan. "Jadi tunggu sampai warnet selesai bermigrasi," imbuhnya.

Sehingga, Nuh berharap, setelah semua bermigrasi tidak ada lagi warnet yang di-sweeping. Alasan warnet tidak bisa menggunakan software legal karena faktor investasi yang berat juga tidak bisa diterima karena pemerintah memberi alternatif.

Warnet Sebagai Tulang Punggung

Sementara itu Irwin mengatakan, pemerintah seharusnya melindungi bisnis warnet karena telah menjadi tulang punggung penggunaan Internet di kalangan masyarakat.

Dalam presentasinya ia memaparkan, berdasarkan survei yang dirangkum Awari sekitar 20 juta pengguna Internet di Indonesia, hampir 40% diantaranya mengakses Internet dari warnet.

Saat ini Awari meperkirakan jumlah warnet yang tersebar di Indonesia telah mencapai lebih dari 10 ribu. "Bisnis warnet itu tidak bergantung pada pemerintah tetapi menjadi tulang punggung," tegas Irwin.

Ia melanjutkan, setiap warnet rata-rata memiliki SDM sebanyak 4 orang yang dibayar sesuai upah minimum regional (UMR). Dari segi kontribusinya, setiap warnet rata-rata mengonsumsi bandwidth 128 kilobits (Kb) per bulan, berarti total konsumsi bandwidth seluruh warnet setiap bulan mencapai 1,28 Gigabits.

Dengan rata-rata biaya warnet perbulan untuk bandwidth 128 Kb sebesar Rp 3 juta, sehingga total belanja bandwith dari 10 ribu warnet mencapai Rp 30 miliar per bulan.

Komposisi biaya yang dikeluarkan warnet yaitu bandwtih 30%, biaya listrik 10%, gaji 30 % dan ROI (return on investment) 25%. "Keuntungan bisnis warnet pada payback period sekitar 5%. Nah ternyata keuntungan kecil tersebut tidak dinikmati oleh seluruh warnet, karena dari 5% itu sebanyak 50% dialokasikan lagi untuk pembangunan ke depan," beber Irwin.

Dengan margin yang rendah, lanjut Irwin, menyebabkan warnet tidak mampu membayar kewajibannya pada negara seperti legalisasi usaha dan izin badan usaha karena rumitnya birokrasi.

Selain itu, berdasarkan hasil survei Awari di 5 kota besar di Indonesia, warnet termasuk objek dari 20 jenis pungutan seperti biaya izin dan penyelenggaraan, beban bisnis insentif dan itu belum termasuk pungutan kasus, imbuh Irwin.

"Sampai kapan warnet akan seperti ini? Menurut Awari pemerintah belum memberi insentif padahal warnet sangat dibutuhkan karena kepemilikan komputer di Indonesia saja baru 6 juta unit. Dengan penetrasi komputer per tahun 100 ribu -300 ribu unit yang masih termasuk kecil," tandasnya.(ash/wsh)


warnet

Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Februari 2007
Waktu : 19.00 - 20.00 WITA
Tempat : RADIO CASSANOVA BALI
Pembicara : I Wayan Nuarsa
Materi Bahasan : Salah satu cara bisnis dengan internet, Contoh kasus Bali Global Internet, Biaya Awal, Sejarah Bali Global, Pertimbangan pemilihan lokasi, Pertimbangan bisnis, Pemilihan ISP
Isi :

1.
Pendahuluan
2.
Bisnis Internet
3.
Contoh kasus Bali Global Internet
a.
Mengapa memutuskan untuk bisnis warnet?
b.
Kapan awal gagasan ini ada?
c.
Kapan mulai direalisasikan?
d.
Mengapa memilih Bali Global?
e.
Sejarah Bali Global
f.
Pertimbangan pemilihan lokasi
g.
Perhitungan biaya operasional dan biaya awalnya berapa?
h.
Pemilihan ISP
i.
Rencana ke depan untuk mengembangkan bisnis ini?
1. Pendahuluan :
Minggu lalu kita sudah membahas tentang hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang menyenangkan yang bisa dilakukan di internet, sekarang kita masuk ke hal-hal yang bisa mendatangkan keuntungan secara financial dari adanya internet ini. Salah satunya adalah dengan membuka warnet.
2. Bisnis di Internet
Mahalnya biaya internet menjadi peluang bagi terbukanya usaha Warung Internet atau yg biasa disingkat dengan warnet. Dengan pertimbangan bahwa kebutuhan akan internet cukup tinggi di masyarakat namun daya beli masyarakat belum memungkinkan mereka untuk mengambil koneksi internet per individu. Disamping itu banyaknya juga masyarakat pendatang yang sering berpindah-pindah sehingga menyulitkan mereka untuk berlangganan dengan sebuah ISP.
Sistem manjemen keuntungan warnet itu simple saja :
Biaya Operasional :
1.
Bandwidth
2.
Listrik
3.
Sewa tempat
4.
Gaji pegawai
Total biaya operasional : Rp 15.000.000,00
Artinya untuk 10 PC maka biaya 1 jam per pc Rp 2.083,00
Jika 10 PC ini hanya beroperasi selama 12 jam maka target minimal dari 1 PC adalah Rp 4.166.00
Jadi biaya internet dan mahal dibebankan kepada jumlah dari computer yang ada di warnet tersebut dan jam operasionalnya.
3. Dari Nara Sumber
Perkenalan dengan nara sumber, beliau adalah dosen UNUD
a.
Mengapa memutuskan untuk bisnis warnet?

Saya sebenarnya bukan pebisnis murni, karena saya adalah pegawai negeri. Bisnis yang saya pilih setidaknya memenuhi beberapa kriteria, diantaranya:

1.
Mendukung kegiatan atau pekerjaan utama.
Di dunia pendidikan (kampus, tempat pekerjaan saya yang utama), fasilitas internet sangat dibutuhkan terutama dalam hal informasi dan komunikasi baik di bidang pengajaran maupun penelitian. Dengan adanya warnet milik sendiri, biaya informasi dan komunikasi bisa diminimalisasi.
2.
Tidak memerlukan waktu, tenaga, pikiran, dan biaya yang tinggi dalam merealisasikan dan memanajemen. Dengan membuat sistem yang baik, kita dapat memanfaatkan karyawan dalam operasional sehingga tidak mengganggu pekerjaan utama.
3.
Dapat memberikan keuntungan secara finansial.
Seperti yang disampaikan pada pengantar pendahuluan tadi, sampai saat ini kebutuhan internet baik di kalangan pebisnis, dunia pendidikan, dan masyarakat umum terus meningkat. Sementara kemampuan penyediaan internet sendiri masih rendah, baik disebabkan karena faktor ekonomi ataupun efesiensi. Dengan demikian, bisnis ini mempunyai prospek secara finansial bila dikelola dengan profesional.
4.
Dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan terutama di bidang ekonomi dan pendidikan. Saat ini terutama pebisnis dan mahasiswa sangat membutuhkan kehadiran warnet untuk membantu kelancaran kegiatan mereka. Saya kurang berminat untuk membuka game on line karena menurut pendapat saya tidak baik untuk siswa dan mahasiswa, walaupun dari segi finansial sangat menguntungkan.
b.
Kapan awal gagasan ini ada?
Sebagai tenaga edukatif, kebutuhan saya terhadap internet sangatlah tinggi. Pada saat saya masih tinggal di Denpasar, warnet sangat mudah dicari. Namun setelah saya pindah ke kawasan Jimbaran-Nusadua sekitar 3 tahun lalu, jumlah warnet masih sangat terbatas. Sementara pengguna sangat banyak terutama kalangan pebisnis, turis, dan mahasiswa, sehingga fenomena antri menunggu giliran sering mewarnai warnet di kawasan Jimbaran-Nusadua saat itu.
Semula saya merespon keadaan seperti ini biasa-biasa saja karena saya anggap sebagai konsekunsi pindah tempat. Sampai pada suatu saat, saya hendak mengirim draft buku yang akan saya terbitkan lewat attachment email. Setelah menunggu lama, saya tidak bisa meng-uploadnya setelah menunggu berjam-jam, mungkin karena sizenya cukup besar.

Dari rasa jengkel itu kemudian terinspirasi membuat warnet dengan speed yang tinggi karena pebisnis dan turis sangat membutuhkannya, disamping secara umum untuk memenuhi kebutuhan user akan internet yang semakin meningkat.

c.
Kapan mulai direalisasikan?
Mulai saai itu saya bersama adik saya menjajaki berbagai hal yang berhubungan dengan bisnis warnet, mulai dari prospeknya ke depan, pengumpulan informasi dari rekan pebisnis warnet dan ISP, prosedur pengurusan ijin, teknis operasional, biaya awal yang diperlukan, pemilihan lokasi, target user, dan sebagainya. Setelah dilakukan studi awal yang memadai, pada bulan Pebruari 2005, bisnis ini baru kami dimulai.
d.
Bagaimana langkah-langkah awalnya?
Saya kira semua bisnis dimulai dengan studi kelayakan terutama menyangkut kelangsungan bisnis ini ke depan dan keuntungan secara finansial. Setelah itu baru mempelajari secara teknis dan manajemen tentang bisnis ini. Kemudian menciptakan sistem manajeman dan operasional. Sementara langkah-langkah teknis awal yang dilakukan dimulai dari pemilihan lokasi, penentuan ISP, pengurusan ijin, setting tempat, pengadaan komputer dan installasi, serta seleksi dan bimbingan kepada pegawai.
e.
Mengapa memilih Bali Global?
Nama Bali Global mungkin sudah banyak dipakai di kalangan teknologi informasi, tetapi untuk warnet berdasarkan daftar nama warnet di Awari (Asosiasi Warung Internet) Bali hanya ada satu. Selain enak saya dengar, Bali Global menurut saya mempunyai arti dari Bali kita menuju ke dunia global.
f.
Pemilihan lokasi?
Menurut saya lokasi warnet yang baik setidaknya memenuhi beberapa kriteria, yaitu mudah dijangkau (accessible), ruangan dan parkir memadai, mudah dilihat oleh banyak orang, berapa di kawasan yang banyak dikunjungi orang, dan harga terjangkau. Berdasarkan pertimbangan itu, tampat saya sekarang sudah memenuhi syarat di atas, yaitu di perempatan kampus Unud, samping McD Jimbaran.
g.
Perhitungan biaya operasional dan biaya awalnya berapa?
Biaya operasional dan biaya awal ditentukan oleh banyak variabel. Misalnya untuk biaya awal, itu ditentukan oleh jumlah komputer yang digunakan, sewa tempat yang tergantung pada lokasi dan ukuran tempat, band width yang digunakan, model penataan ruang, dan fasilitas tambahan yang disediakan. Sekitar sebulan yang lalu, saya membuat satu warnet lagi dengan 14 client. Biaya yang dibutuhkan sekitar 180 juta. Memang komputer dan server yang digunakan kualitasnya bagus dengan semua software Microsoft Windows berlisensi.

Untuk biaya operasional (biaya koneksi + gaji karyawan + listrik + PAM + telpon + kontrak tempat) sekitar Rp 40.000.000 (Rp 21.000.000 + Rp 11.000.000 + 5.000.000 + 50.000 + 450.000 + Rr 2.500.000) per bulan belum termasuk pajak, penyusutan komputer, penyusutan nilai uang, THR dan tunjangan akhir tahun karyawan, dan hadiah untuk user, retribusi, dan promosi.

Perhitungan breakeven point?
Kalau masa pakai komputer kita asumsikan 4 tahun, satu komputer + lisensi Microsoft Windows sekitar 4,8 juta, maka biaya penyusutan per bulan untuk 1 komputer menjadi Rp 100.000. Jumlah komputer yang dipakai sekarang seluruhnya 34 unit + 2 server, maka biaya penyusutan perbulan sekitar Rp 4 juta + penyusutan 2 server. Biaya penyusutan modal sekitar Rp 3.000.000 per bulan (0.85% x RP 180.000.000 x 2). Ditambah dengan biaya lain-lain seperti yang disebutkan di atas sekitar Rp 2.000.000 per bulan. Jadi total pengeluaran secara kasar per bulan adalah Rp 45.000.000 (Rp 40.000.000 + Rp 3.000.000 + Rp 2.000.000). Jadi berakeven point tercapai bila pendapatan perhari rata-rata Rp 1.500.000. Keuntungan baru kita dapat bila rata-rata pendapatan lebih besar dari Rp 1.500.000.
h.
Pemilihan ISP
Ada beberapa kriteria atau pertimbangan dalam pemilihan ISP, diantaranya:
Backbone dari ISP tersebut. Dimana ISP tersebut mendapatkan koneksi. Infrastruktur ISP termasuk di dalamnya peralatan yang digunakan dan adanya backup dari sumber lain, bila koneksi utama mengalami masalah. Kualitas akses internet. Ini berhubungan dengan speed pada band width tertentu. Kualitas pelayanan dan profesionalitas ISP, diantaranya kecepatan dalam penanganan masalah terutama gangguan koneksi, membantu dalam penanganan masalah yang berkaitan dengan internet di warnet, dan dapat memberikan kompensasi yang proporsional terhadap pembayaran bila adanya gangguan koneksi.
Harga band width. Jarak warnet dengan ISP. Popularitas ISP. Ini berhubungan dengan kesinambungan ISP tersebut dalam memberikan koneksi.
Kenapa Channel-11?
Sebelum saya memulai bisnis warnet ini, pihak Channel-11 dalam hal ini ISP yang paling dekat dengan tempat kami banyak memberikan informasi seputar dunia internet. Ditambah dengan promosi yang meyakinkan dari Pak Kompyang selaku manager marketing, maka kami memutuskan untuk memilih Channel-11. Dalam perjalanan kami menekuni Bisnis ini bersama Channel-11 selama 2 tahun, menurut pendapat saya, Channel-11 merupakan ISP yang telah memenuhi 90% kreteria ISP yang baik seperti yang saya sebutkan di atas. Mudah-mudahan untuk ke depan prestasi ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
i.
Rencana ke depan untuk mengembangkan bisnis ini?
Untuk sementara saya cukup dengan 2 tempat dengan 34 unit komputer. Fokus saya sekarang adalah membangun image agar di mata masyarakat warnet Bali Global mempunyai standardisasi kualitas yang baik dan memiliki ciri khas sebagai berikut:
1.
Kecepatan akses yang sangat tinggi
2.
Kualiatas komputer yang bagus
3.
Menggunakan software Microsoft original dan telah menandatangani Microsoft Software Rental Agreement.
4.
Tempat yang nyaman, fasilitas pendukung yang lengkap, dan kualitas pelayanan yang baik.

Kamis, 15 November 2007

int2

DDoS dan DoS Print

Denial of Service (DoS)

Varian pertama serangan berupa pengiriman air bah data ke target itu adalah DoS (Denial of Service). Dalam serangan ini penyerang hanya menggunakan satu komputer untuk menyemburkan data ke korbannya.

Penjelasan sederhananya seperti ini: Suatu ketika handphone anda berbunyi. Sebelum anda sempat menggangkatnya handphone anda telah berhenti berbunyi. Tiba-tiba handphone anda berbunyi lagi dan tanpa sempat anda mengangkatnya, bunyi itupun segera berhenti. Beberapa kali anda biarkan tapi masalah ini tak kunjung selesai. Beberapa kolega anda yang hendak menghubungi anda terpaksa tidak bisa melakukannya karena handphone anda sibuk terus. Itulah gambaran sederhana serangan DoS di dunia non-cyber.

Di dunia cyber, kasus anda tersebut merupakan serangan salah satu jenis DOS (Denial of Service). Yang pasti, sebegitu mudahnya DOS ini diterapkan tapi mencegahnya bukanlah suatu hal yang gampang. Target-target serangan DOS biasanya adalah server-server ISP, Internet Banking, E-commerce, Web perusahaan, dan pemerintah.

Serangan DoS dapat dilakukan dengan mengirimkan query sebanyak mungkin hingga target tidak bisa lagi menanganinya sehingga target lumpuh. Cara lain melakukan serangan DoS adalah dengan mengirimkan data rusak atau data yang tidak mampu di tangani oleh server target sehingga server tersebut menjadi hang (tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan perlu di restart ulang).

DDOS (Distributed Denial of Service)

Mengirimkan data secara terus menerus dengan menggunakan satu komputer tidak begitu efektif karena biasanya sumber daya server yang diserang lebih besar dari komputer penyerang. Daya bunuh serangan juga akhirnya menjadi lemah.

Hacker penyerangpun memutar otaknya. Serangan dapat lebih mematikan jika tenaga banyak komputer dijadikan satu untuk menciptakan banjir data yang lebih besar.

Komputer-komputer yang diambil alih oleh hacker tersebut disebut zombie. Zombie berfungsi sebagai anak buah atau agent penyerang yang siap beraksi saat mendapat perintah dari “tuannya.”

Semakin banyak zombie yang dkuasai seorang penyerang, semakin berkuasalah sang hacker tersebut karena besarnya tenaga yang ia genggam. Dengan tenaga besar yang dikumpulkan dari komputer-komputer yang dikuasai (secara illegal tentunya) tersebut, serangan DDoS hampir tidak dapat ditangkal. Karena itulah serangan tipe ini sangat populer di kalangan hacker.

Beberapa situs raksasa seperti Amazon.com, eBay, dan Yahoo pada Februari 2000 rontok selama beberapa jam karena serbuan ini. Gedung Putih juga sempat boyongan karena serangan tipe ini. Gedung Putih terpaksa “memindahkan” IP address situsnya karena jengah menerima serangan DDoS yang sudah dirancang untuk muncul pada tanggal dan jam tertentu dengan memanfaatkan virus tertentu tanpa mampu mencegahnya.

DDoS adalah tipe serangan dengan konsep sederhana. Namun efeknya bisa memindahkan “istana negara.”

Menghadapi Serangan DDOS

Serangan DDoS adalah serangan dengan teori sederhana namun dengan dampak yang sangat besar. Sayangnya, sampai saat ini belum ditemukan cara paling tepat untuk menghindari serangan ini secara total.

Meski sampai saat ini belum ada sistem yang kebal terhadap serangan ini, ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan untuk memperkecil resiko serangan DDoS ini.

Karena serangan DDoS dapat dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan operating system yang anda gunakan, jangan pernah lupa mengupdate patch untuk memerbaiki sistem pengoperasian anda. Ingatlah bahwa tidak ada satupun sistem operasi di dunia ini yang aman dan 100 persen bebas dari kelemahan.

Gunakan hardware/server yang kuat. Server tersebut harus mampu menangani beban yang cukup berat sehingga server anda tidak mudah down. Anda bisa mendesain network yang saling membackup dan akan lebih bagus jika berada pada beberapa daerah sekaligus.

Gunakan firewall untuk mengeblok port-port (pintu masuk) yang tidak di perlukan di server-server anda.

Gunakan IDS (Intrusion Detection System) untuk mendeteksi penyusup dan melakukan pencegahan yang lebih cerdik.

Terminologi dan Tools Pada DDoS (uzi)

Terminologi-terminologi yang umum dalam serangan DDoS antara lain adalah Client – sebuah aplikasi yang digunakan untuk memicu serangan dengan mengirimkan perintah ke komponen-komponen lain, Daemon – sebuah proses dalam menjalankan agent yang bertanggung jawab menerima dan melaksanakan perintah yang dikeluarkan client, Master – host yang menjalankan client, Agent – host yang menjalankan Daemon, dan Target – korban (berupa host atau jaringan) yang dihantam serangan DDoS. Alur serangan DDoS adalah:

Penyerang (Master) -> Client -> Daemon -> Korban (Target)

Tools

Program-program yang dapat digunakan hacker untuk melancarkan serangan DDoS semakin mudah didapatkan dari Internet. Karenanya semakin berbahaya pula ancaman ini dengan semakin banyaknya orang yang dapat melakukannya.

Beberapa tool paling terkenal yang sering digunakan untuk melancarkan serangan DDoS adalah TFN2K, Trinoo dan Stacheldraht

TFN2K

TFN2K (Tribe Flood Network 2000) adalah tool untuk melancarkan serangan DDoS. TFN2K adalah turunan Trojan TFN.

TFN2K memungkinkan master mengeksploitasi sejumlah agent untuk mengkoordinasikan serangan pada satu atau beberapa target yang diincar. Saat ini, Unix, Solaris, dan Windows NT adalah platform-platform yang rentan terhadap serangan ini.

TFN2K adalah sistem dengan dua komponen. Yang pertama adalah client yang dikomando oleh master dan sebuah proses daemon yang beroperasi pada sebuah agent. Master menginstruksikan para agent yang telah ditaklukkannya untuk menyerang target yang telah ditentukan. Para agent tersebut kemudian merespon dengan membanjirkan serbuan paket data. Sejumlah agent, dengan perintah Master, dapat bekerjasama selama serangan ini untuk mematahkan akses target. Komunikasi master-to-agent telah dienkripsi dan bercampur dengan paket-paket yang diluncurkan. Baik komunikasi master-to-agent maupun serangan itu sendiri dapat dikirimkan melalui paket-paket TCP, UDP, dan ICMP yang telah diacak. Master juga dapat melakukan pemalsuan IP address (spoofing). Hal ini membuat penagkalan TFN2K sangat sukar dilakukan.

Trinoo

Trinoo (a.k.a. trin00) adalah program slave/master terkenal yang digunakan dalam serangan DDoS. Daemon Trinoo awalnya ditemukan pada format binary sejumlah sistem Solaris 2.x, yang diidentifikasi dapat dimanfaatkan dengan mengeksploitasi bug buffer overrun.

Jaringan Trinoo dapat berupa ratusan bahkan ribuan sistem di Internet yang diambilalih dengan eksploitasi buffer overrun secara remote. Akses ke sistem-sistem yang dijadikan agent tersebut didapatkan dengan menanamkan program back door sekaligus daemon Trinoo.

Sebuah jaringan Trinoo yang paling tidak terdiri atas 227 sistem – 114 diantaranya merupakan situs-situs Internet – yang pada 17 Agustus 1999 digunakan untuk membanjiri satu sistem yang ada di University of Minnessota. Akibatnya, server malang itu ambruk dan koma selama dua hari. Saat penanganan terhadap serangan 17 Agustus itu dilakukan, banjir besar data juga diketahui sedang menyerang paling tidak 16 sistem lain, yang sebagian terdapat di luar AS.

Stacheldraht

Stacheldraht (Bahasa Jerman yang artinya adalah kawat berduri) adalah tool lain yang populer untuk melancarkan serangan DDoS.

Tool ini sangat unik karena ia menggabungkan fitur-fitur yang dimiliki oleh Trinoo dan TFN generasi pertama. Tool ini juga mempunyai enkripsi komunikasi antara penyerang dan master-master Stacheldraht serta mampu melakukan update agent secara otomatis.

Seperti Trinoo, Stacheldraht terdiri atas program-program master (handler) dan daemon atau bcast (agent). Fitur TFN yang dimiliki Stacheldraht adalah gaya-gaya serangan ICMP flood, SYN flood, UDP flood, dan "Smurf.” (uzi)

Sumber: http://forum.webgaul.com/

Bahan Bacaan:

http://www10.org/cdrom/papers/409/

http://panoptis.sourceforge.net/

http://www.grc.com/dos/drdos.htm

http://www.icir.org/vern/papers/reflectors.CCR.01/reflectors.html

http://www.cisco.com/web/about/ac123/ac147/archived_issues/ipj_7-4/dos_attacks.html

http://staff.washington.edu/dittrich/misc/ddos/


Tips untuk System Administrator Print
Rekan Sharren G. Kandou di Blognya menulis beberapa Tips untuk System Administrator. Berikut diposting lagi tulisan Rekan Sharren untuk dapat dibaca kembali oleh kita semua. Mudah-mudahan bermanfaat.
Bekerja sebagai seorang System Administrator (sysadmin) tidaklah sesulit atau semudah yang anda bayangkan. Namun jauhkan dulu bayangan anda dari seorang sysadmin pada perusahaan besar sekaliber Yahoo dan Google, atau sysadmin pada perusahaan telekomunikasi sekelas XL, Telkom, Indosat dan lainnya di Indonesia. Coba anda bayangkan sebuah warnet kecil atau perusahaan kecil yang hanya memiliki 10 unit komputer workstation dengan 1 atau 2 buah server yang menjalankan service dns, proxy, web dan mail selain juga berfungsi sebagai internet gateway.
Berikut beberapa tips yang saya praktekan sebagai seorang sysadmin. Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya dalam mengelola server dan workstation beserta jaringannya di beberapa warnet kecil, beberapa kantor pemerintah, beberapa perusahaan hingga ISP juga masukan dari teman-teman sesama sysadmin, beberapa diantaranya adalah referensi yang pernah saya baca di internet tapi saya lupa penulisnya. Beritahu saya jika anda menemukan tulisan anda disini, saya dengan senang hati akan mengupdate tulisan ini dan mencantumkan nama anda tentunya.
Tips ini pasti sudah basi bagi para sysadmin kawakan, tapi mungkin berguna bagi para sysadmin pemula dalam bersikap dan bertindak sebagai seorang sysadmin pada tempatnya bekerja.

Kenali semua hardware yang ada di lingkungan kerja anda.
Anda akan kebingungan setengah mati ketika salah satu komputer di tempat anda bekerja rusak, entah rusak hardwarenya atau hanya softwarenya sehingga harus diinstall ulang sedangkan anda tidak memiliki drivernya. Anda hanya dapat mendownload drivernya dari internet tentunya jika anda mengenal persis hardwarenya.

Kuasailah lebih dari satu sistem operasi.
Setiap sistem operasi memiliki keunggulan tersendiri. Anda tentunya harus dapat menggabungkan keunggulan-keunggulan ini hingga tercipta sebuah jaringan komputer yang handal dalam mendukung kinerja teman-teman sekantor anda atau pengguna warnet tempat anda bekerja.

Pahami aplikasi yang sering digunakan di kantor/warnet tempat anda bekerja.
Ruang lingkup pekerjaan sysadmin tidak hanya menginstall dan mengawasi kinerja server, workstation, jaringan atau printer. Tak jarang sysadmin juga akan didera dengan pertanyaan sepele, contohnya seperti “bagaimana memasukan gambar di word?”. Tentunya anda malu bukan jika orang sekantor mengatakan anda “sysadmin kok nggak bisa ini… nggak bisa itu”. Padahal memang mereka aja yang bego dan itu bukan salah satu skill yang anda jual di CV saat melamar kerja.

Jangan pernah memberikan password super user anda kepada orang lain selain kepada sesama sysadmin di tempat anda bekerja.
Akses super user selain merupakan kebanggaan seorang sysadmin juga merupakan nyawa anda dalam bekerja. Kehilangan akses ini adalah malapetaka bagi anda apalagi jika didalamnya tersimpan data-data penting perusahaan. Anda harus bekerja ekstra (mungkin sendirian) untuk mendapatkan kembali akses ini beserta data-data di dalamnya dengan cara apapun secepatnya.

Berikan akses terbatas bagi pengguna workstation atau server.
Masih berkaitan dengan tip sebelumnya, disinilah letak perbedaan seorang sysadmin dengan karyawan lainnya hehehe.

Biasakanlah mencatat semua kejadian.
Sejauh yang saya tahu, jarang pemimpin perusahaan/warnet yang meminta laporan harian, mingguan atau bulanan dari sysadminnya atau dari departemen IT-nya. Tapi sebaiknya kejadian sekecil apapun yang terjadi pada lingkup pekerjaan sysadmin bisa tercatat untuk mempermudah dalam mengatasi masalah-masalah baru yang mungkin timbul dikemudian hari.

Aktifkan system logging di server dan router dan siapkan waktu khusus hanya untuk membaca berkas log ini.
Hampir tidak ada perusahaan kecil/warnet yang menggaji 2 orang atau lebih sysadmin, sedangkan anda sendiri tidak mungkin berada di depan layar komputer selama 24 jam. Dengan mengaktifkan system logging ini anda akan tau apa saja yang terjadi selama anda away from keyboard (AFK). Jika memungkinkan buatlah server khusus untuk sentralisasi berkas log ini (syslog server). Selain system log, ada beberapa berkas log lain yang seperti tidak berguna antara lain access log web dan proxy server namun sebenarnya sangat penting dalam menganalisa atau memantau aktivitas keluar masuk jaringan komputer kantor/warnet tempat anda bekerja.

Install tool seperti MRTG untuk memantau penggunaan bandwidth lokal maupun ke internet juga CPU/Memory load pada server dan workstation.
Dengan hanya memantau grafik MRTG ini, anda akan segera mengetahui keanehan yang terjadi didalam jaringan atau komputer-komputer yang berada di jaringan anda. Jika anda masih pemula dalam menggunakan tool seperti ini, percaya saya, bahwa anda akan betah seharian memandang naik-turun grafik ini.

Tutup semua layanan yang tidak penting pada server anda.
Anda mungkin akan dikatakan sebagai sysadmin yang terlalu paranoid. Tapi ketahuilah, hanya sysadmin yang paranoid yang bisa menjadi seorang sysadmin handal. Lagipula untuk apa menjalankan service yang tidak akan digunakan? atau mengapa harus membiarkan paket data bebas lalu lalang lewat port 6660-7000 atau port 5050 jika di kantor anda melarang karyawannya chatting selama jam kerja?.

Un-install semua aplikasi yang tidak dibutuhkan di workstation.
Kali ini anda mungkin akan dikatakan sebagai seorang sysadmin yang kejam, tapi itulah tugas anda. Perbiasakan diri anda untuk tidak mau direpotkan dengan aplikasi-aplikasi yang sebenarnya tidak penting dan tidak pernah digunakan di kantor yang justru mengganggu aplikasi-aplikasi penting yang sering digunakan.

Jangan perbaiki sesuatu yang tidak rusak!
“If it ain’t broke, don’t fix it”, saya pertama kali diperkenalkan dengan kata ini oleh seorang teman yang juga salah satu guru komputer saya -Iwan Kilis. Hal ini sering menjadi penyakit sysadmin pemula dikarenakan rasa ingin tahu yang sangat besar. Kebiasaan mengutak-atik konfigurasi atau mengupgrade sebuah software yang sedang running well bisa menjadi salah satu sumber malapetaka. Apalagi jika anda melakukannya pada sebuah server penting yang melayani seluruh kegiatan kantor/warnet anda. Jika memungkinkan, lakukan ini pada mesin uji coba yang tidak penting.

Ikuti perkembangan sistem operasi dan aplikasi yang digunakan di kantor/warnet tempat anda bekerja. Segera upgrade jika dibutuhkan.
Saya tahu, anda mungkin bilang tip ini kontra dengan tip sebelumnya diatas (jangan kuatir, anda nantinya akan mengerti hubungan dan perbedaannya). Untuk itu anda perlu mengetahui perbedaan versi lama dan baru sebuah software, apa saja yang ditambahkan, ditambalkan atau malah dikurangi dari versi sebelumnya. Lakukan upgrade hanya jika anda menemukan perbedaan penting yang akan memberikan pengaruh besar terhadap kinerja kantor/warnet anda. Misalnya security patch atau tambahan fitur baru yang menurut anda berguna.

Bergaul!
Ya.. bergaul, mendaftarlah pada mailing-list atau forum yang membahas sistem operasi dan aplikasi (software) serta hardware yang sering anda hadapi dalam pekerjaan anda sebagai seorang sysadmin. Dalam bertanya, berikan petunjuk yang lengkap misalnya log atau konfigurasi anda, sebab peserta mailing-list atau forum yang anda ikuti bukan paranormal. Malu bertanya, sesat dijalan, tapi perlu diingat pula bahwa terlalu banyak bertanya artinya tidak tahu malu, cobalah sekali sekali menjawab pertanyaan orang lain tentunya anda harus memberikan jawaban yang tidak asal-asalan. Perhatikan tata tertib mailing-list atau forum yang anda ikuti, selalu ucapkan terima kasih atas saran-saran yang diberikan.

Diatas semua tips yang saya tulis disini, yang terpenting yang harus dikuasai oleh seorang sysadmin adalah ketelitian. Anda akan terlihat sangat bodoh jika tidak teliti.

README, FAQ, CHANGELOG, INSTALL, SETUP, HOWTO adalah beberapa nama berkas yang akan sering anda baca. Jangan malu atau merasa bodoh ketika anda terlihat sedang membaca berkas ini berulang kali, sebab berkas ini dibuat untuk dibaca.

Menjadi seorang sysadmin adalah sebuah kesempatan dan kepercayaan yang diberikan, bukan keputusan anda sendiri, jadi pergunakan kesempatan dan kepercayaan tersebut sebaik-baiknya.

Linux Sistem Administrator Print

 Linux adalah sebuah sistem operasi dan kernel. Ia adalah salah satu contoh terkenal dari free software dan menggunakan sistem pengembangan open source. Tidak seperti operasi Windows dan MacOS, semua source code-nya tersedia untuk publik dan semua orang dapat mengggunakan, memodifikasi, dan mendistribusikan kembali dengan bebas. Untuk menjadi Linux Sistem Administrator pada suatu Instansi. Ada beberapa point penting yang umum dilakukan, seperti dibawah ini :

Job Description

  • Setup LAN/Linux Cluster Environment
  • Men-training end user tentang sistem operasi Linux, terutama bagi perusahaan yang baru saja migrasi ke Linux.
  • Memahami kebutuhan aplikasi end user.
  • Merekayasa dukungan dan pemeliharaan server dan workstation berbasis linux, termasuk mendesain dan mengembangkan script dan tool yang mendukung pemeliharaan.
  • Mendesain dan mengdukung topologi jaringan dengan performance yang bagus di lokal maupun wide area.
  • Mendesain, mengintegrasikan, dan memelihara layanan jaringan seperti internal web services, electonic mail, LDAP directories, dan MySQL databases.
  • Mendesain archive dan backup sytems.
  • Bekerja sama erat dengan staf lain untuk menjamin back-up dan archive diimplementasikan dengan benar.

More Advantages

  • Memahami dengan baik UNIX-based operating system, termasuk pengetahuan tentang kernel and network services.
  • Familiar dengan journaled file systems, TCP/IP, NFS, LDAP.
  • Berpengalaman dengan network-attached storage devices seperti Netapp Filers.
  • Berpengalaman dengan administrasi di lingkungan heterogenenous UNIX/Linux.
  • Mampu menulis script menggunakan shell dan Perl.
  • Memelihara aplikasi web dan server, termasuk: apache, cvs, networker, dan lain-lain.
  • Menulis kode menggunakan PHP dengan MySQL sebagai databasenya.
  • Mengintegrasikan dan/atau mengkonsolidasikan layanan antara unit bisnis yang memiliki teknologi yang berbeda, termasuk mendesain dan membangun tool yang diperlukan.
  • Mendesain dan membangun group server dengan kinerja yang bagus untuk penggunaan aplikasi jaringan yagn inensif.
  • Mempunyai kemampuan komunikasi dan interpersonal yang kuat.

Link

Sumber: Buku Panduan Karir di Dunia Teknologi Informasi, Wiwit Siswoutomo, Elexmedia Komputindo, Jakarta, 2005